Menyelam. Tenggelam.
Mengayuh
lalu terjatuh.
Di
laut dalam jengap mencari udara.
Sekarat
rupanya.
Di
mana pelangi yang biasa menjenguk ?
Membentangkan
ganjil warnanya pada asin airku.
Hijau.
Jingga.
Merah.
Kuning.
Lalu
apa lagi?
Raib.
Sirip
ini patah juga lelah.
Esok
lusa mati aku mungkin.
Jadi
terumbu karang, ijinkan aku menitip buih.
Ratusan
bahkan ribuan !
Mata
hatiku berjiwa Srikandi.
Mata
hatiku berjiwa Gendari.
Mata
hati mata jiwa, kutitipkan pada samudra.
20
Juni 2013
*Puisi keempat yang dimuat dalam #AntologiPuisiDeruMerapi
No comments:
Post a Comment