dihembusan terakhir ia masih terselip
tak mengikuti hela yang terbuang
tak beranjak bersama kepulan
tak mengejar kelabu asap
padahal tenggorokan telah perih menarik
mungkin memang begitu sekarang
semestinya
mungkin
dihembusan terakhir ia masih tergenggam
tertinggal dan tak meninggalkan
pergi dan kembali
ke rumah hati
di mana ia meninggalkan hati
masih ingin tetap
mendera bagai deru mesin
berputar tiada ada menghenti
berhenti
dihembusan terakhir ia masih tertahan
di sela bibir yang tak berucap kata
mungkin bisu
tak mungkin mati
dihembusan terakhir ia masih terbata
dengan tata diri yang kian menarik
dengan tat diri yang kian membeku
mungkin mati
tak mungkin bisu
atau ia bisu
mungkin mati
atau ia mati
mungkin bisu
hah, kurang strategi kemelut ini
atau sangat rumit peraturan
hamba mungkin sendiri
Tuan pun
Tuan mungkin sendiri
hamba pun
asapnya sudah hilang terbawa angin
belum sempat berkenal
bagaimana hendak sayang
pula bersalam manis
hanya tercium aroma
busuk menyengat dari mulut hati
tak berpintu
juga jendela
tak suka cahaya
tak suka angin
tak suka napas yang bergemul
kecuali Tuan
karena hamba pun sudah tahu
kata itu tak lengkap
kurang dirasa
kurang tercerna
kecuali Tuan
No comments:
Post a Comment